Pages

Inilah karya tulis dari mahasiswa Fakultas Teologi UKIT bagi setiap mahasiswa yang berminat karyanya dimasukan dalam postingan blog ini... silahkan kirim karya tulis anda ke email resmi kami yaitu: demfteologi@yahoo.co.id... jangan lupa juga berkunjung ke website resmi Fakultas Teologi UKIT di http://fakultasteologiukit.net/ mohon maaf jika terjadi salah penulisan dalam setiap postingan yang ada... kami mohon kritik serta saran dari para pembaca sekalian...

Goresan Remaja

Ini sebuah kisah tentang 2 orang sahabat karib yang sedang berjalan melintasi gurun pasir. Di tengah perjalanan, mereka bertengkar & salah seorang menampar temannya. Orang yang terkena tamparan tersebut merasa sakit hati, tetapi tanpa berkata-kata ia menulis diatas pasir: HARI INI SAHABAT TERBAIKKU MENAMPAR PIPIKU.
Mereka berdua terus berjalan sampai menemukan sebuah oasis, dimana mereka memutuskan untuk mandi. Orang yang pipinya kena tamparan dan sakit hatinya mencoba menyelam dan nyaris tenggelam tetapi berhasil diselamatkan oleh sahabatnya, ketika ia mulai siuman dan rasa takut sudah hilang, dia menulis disebuah batu: HARI INI SAHABAT TERBAIKKU MENYELAMATKAN NYAWAKU.
Orang yang menolong dan menampar sahabatnya itu bertanya-tanya “mengapa setelah saya melukai hatimu kau menulis diatas pasir dan sekarang kau menulis diatas batu?”
Sambil tersenyum sahabatnya menjawab, “ketika seorang sahabat melukai kita, kita harus menulis diatas pasir, agar angin datang berhembus dan menghapus tulisan itu. Bila sesuatu yang luar biasa terjadi, kita harus memahatnya diatas batu hati kita, agar tidak bisa tertiup angin.

“PERSAHABATAN ITU HENDAKNYA SEPERTI TANGAN DAN MATA KETIKA TANGAN TERLUKA, MATA MENANGIS, KETIKA MATA MENANGIS, TANGAN MENGHAPUSNYA”


Oleh : Iske Juniartin Salianggo ( 2010 )

Sang Beliau (Pdt. Dr. A. F. Parengkuan)

Hanya dalam waktu yang singkat aku bertemu dengan beliau..
Walaupun saya malas hadir dalam kelas yang diasuh oleh dia, tetapi ada suatu hal yang sangat berkesan dari beliau...
Suatu hari karena kondisi beliau yang sangat lemah, maka beliaupun sudah tidak lagi datang mengajar kepada kami tentang Sejarah Gereja Reformasi...Sayapun karena diajak oleh beberapa teman datang berkunjung kepada beliau di kediamannya...
Kami disambut oleh Istri beliau dan sempat bercakap-cakap untuk beberapa waktu kemudian dipersilahkan masuk untuk bertemu dengan beliau secara langsung. Dan inilah saat-saat bersama beliau yang takkan pernah kulupakan, ketika saya bertatapan mata sembari berjabatan tangan dengan beliau yang memaksakan diri bangun dan duduk di samping tempat tidur...
Iapun berkata: "Minta maaf, kita pe keadaan so begini"..
Sungguh, suatu ungkapan kesetiaan dari seseorang yang dengan kelemahan tubuh bersedia mengajarkan kami tentang sejarah gereja, seseorang yang dengan senyum yang menampakkan kebahagiaan merasa heran ketika kelasnya kelihatan banyak mahasiswa yang hadir (karena biasanya walaupun banyak mahasiswa yang terdaftar tapi sedikit yang rajin datang kuliah), membuat hati terasa luluh bercampur aduk. Walaupun ia tdak mengatakan alasan permintaan maafnya tapi dari hati saya sudah tahu bahwa ia meminta maaf karena sudah tidak mampu mengajar lagi kepada kami, sayapun yakin ia mengenal saya sebagai Kustos (Ketua kelas) Mata Kuliah Sejarah Gereja Reformasi dan berkeinginan menyampaikan maaf kepada seluruh mahasiswa yang diasuhnya..
Ini menjadi kesan seumur hidup, ketika begitu banyak kemalangan yang dialami oleh beliau namun ia tetap memiliki jiwa kepemimpinan yang tidak luntur yaitu tanggung jawab sejati juga ketabahan yang tiada tara...
Terima Kasih mner (Walaupun terlambat)..
Hanya itu.

Yan O. Kalampung
Winenet Dua - Kota Bitung, Beberapa jam setelah Beliau meninggal dunia...

Orang Muda, Jadilah Teladan!

By Yan O. Kalampung, 24-Januari-2011

Hari Persatuan Remaja Tahun 2011

Orang Muda, Jadilah Teladan!
Waktu terus berjalan tanpa ada yang dapat menghentikan. Para ahli di bidang apapun setuju akan hal ini. Belum ada hasil penelitian dari bidang apapun yang dapat memberhentikan waktu yang terus berjalan ini. Boleh jadi, di Film-film kita dapat menemui orang-orang yang berkhayal dapat memanipulasi waktu sesuai dengan keinginan mereka. Tetapi, khayalan tetap khayalan yang untuk saat ini belum dapat diwujudkan. Kekuatan waktu ini, tentu saja memiliki dampak yang luar biasa besar bagi kehidupan manusia. Dari sekian banyak dampak bagi manusia, ada hal yang menarik yaitu kelahiran dan kematian, muda dan tua. Berdasarkan hal ini,  manusia hanya tergolong dua : muda dan tua.
Tak dapat dipungkiri bahwa dalam dua golongan ini sering terjadi diskriminasi. Diskriminasi orang terhadap orang yang masih tergolong muda. Seringkali muncul perkataan seperti: "Ah, kalian orang muda belum berpengalaman, biar kami orang tua yang  mengurus semua ini". Barangkali ada benarnya perkataan ini, tetapi mengingat kekuasaan waktu, kalau orang muda yang katanya: "belum berpengalaman" tidak diberi kesempatan untuk memiliki pengalaman saat ini, terus kapan lagi?"

Barangkali inilah yang ada di pikiran Rasul Paulus, ketika beliau mempercayakan Pelayanan Jemaat Tuhan Yesus Kristus kepada Timotius. Timotius yang masih relatif muda, dipercayakan dan didukung secara penuh oleh Rasul Paulus untuk mengurus Jemaat. Tentu ini dilakukan oleh Rasul Paulus bukan karena tanpa alasan. Alasannya tentu saja karena Rasul Paulus percaya kepada Timotius. Itulah yang diperlukan oleh orang muda dari orang tua yaitu kepercayaan.
 Kepercayaan ini tentu saja perlu bukti. Bukti yang diminta oleh Rasul Paulus adalah menjadi teladan dalam perkataan, dalam tingkah laku, dalam kasih, dalam kesetiaan dan dalam kesucian (1 Tim 4:12b). Ini bukan bukti yang hanya dengan sembarangan disampaikan oleh Rasul Paulus. Bukti ini memerlukan kesungguhan hidup dalam mengaplikasikannya. Lepas dari semua itu, tentu Rasul Paulus memerintahkan hal ini kepada Timotius bukan karena Rasul Paulus tidak percaya akan kemampuan dari Timotius tetapi RasuL Paulus mempercayakan semua hal ini kepada Timotius yang masih muda, dengan keyakinan bahwa kendatipun Timotius masih muda tetapi mampu menjadi teladan.
 Suatu contoh yang baik bagi kita orang muda tentu ini. Jadi sekarang tergantung kepada semua orang muda apakah kita akan bersungguh-sungguh hidup untuk Tuhan. Kalau bukan sekarang, kapan lagi? Maka orang muda, Jadilah Teladan!